Sebuah bak mandi
Teronggok saja diamdiam
Putih ia
Serupa kulitmu
Bila ingatanku tak salah
Sering kau bersuci di situ
Setelah malam berbasah peluh dulu
Sekarang ia sering sendiri
Berdialog diam dengan lubang toilet
Yang lebih mirip mulut yang ternganga
Menelan tiap ketololanku dengan sengaja
…Atau…
Hei bukankah ia lebih mirip lubang vagina?
Tag Archives: Sajak
Tato
Episode Kamar
Di tubuhmu
Aku seperti melihat
Orang-orang mengusung keranda
Bukan jenazah
Bukan jasad
Kata mereka
Ratusan burung di dalamnya
Atau ribuan kunang-kunang
Bila tutupnya di buka
Terbanglah mereka semua
Ke langit menjadi bintang
Berpendar cahaya
Sewarna permata
Lalu
Sudahkah kuceritakan tentang wanginya?
Ia membuka mata
Berpindah ke atasku
Bertanya
Bukankah terlalu pagi untuk bercerita
Tidak ada pagi
Yang menjadi terlalu
Bahwa hari ini hanya seporsi kenikmatan
Belum tentu kita bisa menikmatinya
Lagi
Esok
Senyumnya terkembang
Ia berdiri
Membiarkan selimut jatuh
Cahaya lampu terpantul pada butir-butir keringat
Masih kulihat sepasang luka di punggungnya yang telanjang
Tempat dimana aku memotong sepasang sayapnya
Dulu
Saat matahari meninggi ia membuka pintu
Bergegas pulang
Selalu
Pinggiran Jakarta Selatan, 6 April 2015
Es krim vanilla

“Es Krim Vanilla”
Alf Sukatmo. 2015
Vector artwork
Kulelehkan kau di ujung lidah
Sebiji ceri merah
Menantang seperti puting telanjang
Lumatlah kau di dasar mulutku
Kusesap putih susumu
Dahagaku jadi penghabisanmu
30 Maret 2015
Es Teh
Kubus es
Dalam teh di gelasku
Dingin tak meleleh
Lidahku beku
Wahai..
Rindu yang kubawa
Tak juga sampai padamu
Tetap saja kau dingin
Seperti es dalam tehku
24092014
Duel
Aku datangi ia
Dengan sebilah pisau di pinggang
Aku tantang
Di sana
Di kuburan tua
Nisan-nisan itu tegak jadi saksinya
Biar,
Biar salah satu binasa
Duel itu
Akan jadi yang terakhir dari kita
Aku melawan
Bayang-bayang
Bayonet
Tajam
Kelam
Bara penempanya
Bukan cinta
Ada ukiran sejarahku
Di situ
02/09/2014
Selamat Malam, Indonesia
Bukan menderu Tapi berdesir halus Ia adalah harapan Ia adalah doa Beristirahatlah wahai hati damai Selamat malam, Indonesia
Posted from WordPress for Android
Kita
Perjalanan
Sepasang sepatu
Lusuh dan usang, mungkin
Bukan tanpa cela
Bukan pula sempurna
Juga bukan hitam atau putih
Karena semuanya selalu sebab dari akibat
Masih Aku
Masih Kamu
Bukan “Kita”
Atau semuanya akibat dari sebab
Bukan “Kita”
Tanpa Kamu
Maupun Aku
07/08/2014. Saat makan siang, 12.10.
Hening

“Quiet moment” by Alf Sukatmo. Pencil on paper.
Akan kutukar kenangan tentangmu
Dengan sebungkus kesunyian
Biar kudengar hening
Agar kudengar cinta jatuh
dan berlabuh
Tangerang Selatan.
19/06/2014 – 03.00
I will trade the memories about us
With a moment of solitude
So i can hear the silent
Where loves fall
And stay