1
Di sana
Kulihat
Gadis kecil yang terhenti memetik bunga
Menengok dan tertawa
Pada dua orang mbok emban yang terengah mengikuti langkahnya
Di pesisir utara sebelah timur pulau Jawa
Bandar bernama Surabaya
Terjajah kerajaan perkasa dari hutan Mentaok
Di sana
Seorang gadis kecil yang dinaungi awan bencana
Kelak takdir akan tertulis dengan darahnya
“Dèn Rara.., Dèn Rara..”
Kepayahan menghitung satu persatu napas mereka
Perawan kencur itu bersorak
Melonjak dan berlari makin kegirangan
Melemparkan kuntum bunga merah yang dipetiknya ke langit
Jatuh serupa hujan
Makin deras kuntum bunga jatuh dari langit
Merah
Jatuh serupa darah
Makin jauh
Ia meninggalkan dua pengasuhnya yang belum lagi mengumpulkan napas
“Dèn Rara.., Dèn Rara..”
2
Tak jauh
Dua burung gagak Mataram mengawasi mereka
Mata menyala mengintai buruan
Bulu mereka yang sepekat malam mengembang
Sayap-sayap mendekap
Membekap
Tercekam bisu
Kau dibawa terbang menuju kelam
Duhai
Dèn Rara yang mempesona sebelum masanya
Suratanmu tergurat muram
Tanpa daya emban pengasuh bersimpuh
Isak tangis lirih terbawa angin
Dengar..
Dengar..
Mereka memanggil
“Dèn Rara.., Dèn Rara..”
23/08/2014