Kudengar Blues Dari Matanya

Kau biarkan aku liar sesaat
Pasrah berserah kuperah sarimu
Sembilu persembahanmu
Kujabat bagai sahabat
Memutus dari segala yang terikat

Tolong cepat-cepat kau usir
Segala penatku yang kemarin
Cukupkanlah apa yang tercatat
Pada sebuah jurnal di dinding yang merekam saat
Pada senandung dari mulut perempuan bersayap malaikat
Aku mengeluh
Kau melenguh
Detik menit jam
Darah merambat lambat naik ke otak
Gumam mantra terdengar lamat-lamat
Bias lampu kota pun terlihat seperti semut bermain cahaya

Sebuah lagu blues terdengar dari matanya
Seperti sebuah epiphani
Sebuah ekstase

Pudarkanlah
      Pudarkan
            Pudar

Pada akhir sadarku
Ucap berkubang pada isi perut sisa kemarin
Kata-kataku menggantung di langit-langit
Maafkan bila
Aku tak lagi tahu
Dari arah mana akan kau nampakkan kilas


Sabtu, 16 Mei 2015

Catatan:
Pada awalnya puisi ini berjudul “Blue Ice Vodka

Jakarta

Hujan
Banjir
Macet
Berisik
Kumuh
Becek
Mobil mobil melindas genangan
Pejalan kaki mandi air comberan
Mengacungkan tinju memaki
Asu!
Orang menjadi anjing
Aku menjadi anjing
Kamu?


Benhil, Jakarta. 25 November 2014

Embun Pagi

IMG_2092

A Morning Dew. Canon EOS 1000D. 1/100. ISO 1600.

 
Malam tak berlangsung lama
Bahkan terlalu singkat untuk bermimpi
     Tak ada mimpi buruk
     Tentang bangku yang berjajar dingin dan kosong
     Tentang seprei putih dan botol-botol infus
     Tak ada ngeri tentang nyeri
     Tentang mati
Air mata yang jatuh kemarin
Telah menjadi embun pagi ini
Menyisakan tanya sederhana tentang esok
Bukan hanya kau
Aku pun juga
Bertanya-tanya
     Apakah esok kita masih di sini
     Apakah esok masih tentang esok
     Tak bisakah esok menjadi hari ini
Sehingga aku tahu tak ada yang terlupa
Sehingga aku yakin tak ada yang berubah
 


Posted from WordPress for Android

Mari Berpura-pura

"A Portrait of hapiness" by Alf Sukatmo. Pencil on paper.

“A Portrait of hapiness” by Alf Sukatmo. Pencil on paper.

Mari kita berpura-pura
Berbekal spanduk usang bekas iklan rokok
Bergambar pantai nan indah
Walau telah sobek dan bertambal di sana-sini
Mari kita bentangkan ia di rumah
Seolah di pantai itulah kita berlibur
Ku siapkan tikar untuk alas duduk nanti
Kau tanaklah nasi untuk makan siang kita
Hanya nasi saja, sudah cukup
Jadi bekal yang mewah untuk kita
    Ah, lihat, kita pun bisa bahagia
Sini, biar kupeluk dirimu
Kemudian seperti sepasang kekasih dimabuk cinta
Kita bergumul
Di lantai tanah bak di atas pasir rasanya
Terengah
Menuntaskan gairah yang purba
Kita bahagia
    ….Atau karena kita tak tahu lagi apa arti pura-pura

27/04/2014

Perfection

"Mr and Mrs Perfect" by Alf Sukatmo. Pencil on paper.

“Mr and Mrs Perfect” by Alf Sukatmo. Pencil on paper.

Oh how perfect your life is
You drove your mercedes
Nice clothes and fancy dresses
You enjoy your spotlight on the media
Smiling face fake laughter
But Sir
Would you care to make other peope life perfect
But Ma’am
Would you care to give a hand to the homeless child
Everyday
You drink on their poverty
Like you drink your cola

Tangerang Selatan. 11/04/2014