Kau biarkan aku liar sesaat
Pasrah berserah kuperah sarimu
Sembilu persembahanmu
Kujabat bagai sahabat
Memutus dari segala yang terikat
Tolong cepat-cepat kau usir
Segala penatku yang kemarin
Cukupkanlah apa yang tercatat
Pada sebuah jurnal di dinding yang merekam saat
Pada senandung dari mulut perempuan bersayap malaikat
Aku mengeluh
Kau melenguh
Detik menit jam
Darah merambat lambat naik ke otak
Gumam mantra terdengar lamat-lamat
Bias lampu kota pun terlihat seperti semut bermain cahaya
Sebuah lagu blues terdengar dari matanya
Seperti sebuah epiphani
Sebuah ekstase
Pudarkanlah
Pudarkan
Pudar
Pada akhir sadarku
Ucap berkubang pada isi perut sisa kemarin
Kata-kataku menggantung di langit-langit
Maafkan bila
Aku tak lagi tahu
Dari arah mana akan kau nampakkan kilas
Sabtu, 16 Mei 2015
Catatan:
Pada awalnya puisi ini berjudul “Blue Ice Vodka“