Episode Kamar

Di tubuhmu
Aku seperti melihat
Orang-orang mengusung keranda
Bukan jenazah
Bukan jasad
Kata mereka
Ratusan burung di dalamnya
Atau ribuan kunang-kunang
Bila tutupnya di buka
Terbanglah mereka semua
Ke langit menjadi bintang
Berpendar cahaya
Sewarna permata
Lalu
Sudahkah kuceritakan tentang wanginya?

Ia membuka mata
Berpindah ke atasku
Bertanya
Bukankah terlalu pagi untuk bercerita

Tidak ada pagi
Yang menjadi terlalu
Bahwa hari ini hanya seporsi kenikmatan
Belum tentu kita bisa menikmatinya
Lagi
Esok

Senyumnya terkembang
Ia berdiri
Membiarkan selimut jatuh
Cahaya lampu terpantul pada butir-butir keringat
Masih kulihat sepasang luka di punggungnya yang telanjang
Tempat dimana aku memotong sepasang sayapnya
Dulu

Saat matahari meninggi ia membuka pintu
Bergegas pulang
Selalu


Pinggiran Jakarta Selatan, 6 April 2015

Call On Me, Baby

Bias temaram cahaya lampu terpantul dari gelasnya.
Pelan, bibirnya mengikuti lirik lagu, sebelum mengangkat gelas, meneguk isinya, dan meninggalkan bekas gincu merah dari bibirnya.
Beberapa pengunjung melewatinya

Tak ada yang menyapanya
Mereka tak melihatnya

“Call on me, baby
If there’s something I can do for you..” *

Dia sering datang
Dua tahun, dia selalu datang.
Duduk, dan memesan minuman yang sama, pada jam yang sama, hari yang sama, lagu yang sama tepat jam sepuluh malam.
Dia akan memejamkan mata, menikmati lagu itu, mengerutkan dahinya seperti berusaha mengenyahkan suara di sampingnya.
Nanti saat lagu itu usai, dia akan bertepuk tangan lalu mengusap matanya, seolah ada airmata di situ.
Sumber airmata itu telah kering dua tahun lalu

Tak ada yang melayaninya
Mereka tak melihatnya

“Just call on me, baby
I am gonna help you to see it through…”

Tangannya bergetar gelisah.
Mengangkat gelas, menggoyangkan isinya sebelum mendekatkannya ke bibirnya.
Gincu itu tertinggal lagi di bibir gelas.
Tepat jam duabelas malam
Angin dingin berhembus
Dia pulang

Tak ada yang menyapanya
Tak ada yang melihatnya

“Cause i know
I am still in love with you…”

Saat lagu itu selesai
Aku melihatnya
Seorang perempuan yang cantik
Yang mati dua tahun lalu
 


(*): From Thin Lizzy, “Still in Love With You”