Malam tergantung di antara ranting-ranting
Serta lantang otakku yang berseloroh riang
Ah, di balik pintu suara-suara nyaring
Tidurku pun terjatuh dalam pemandangan jalanan kusam
Dengan debu-debu kota berenang dalam secangkir kopi hitam
Hei, sudah berapa malam?
Mungkin, di masa lalu aku adalah kelelawar
Atau bagian dari seperangkat cangkir di sebuah rumah makan
03 Agustus 2019
Bang Alf, meskipun terlambat, minal aidin wal faidzin, semoga senantiasa keberkahan. Salam hormat.
Tidak ada kata terlambat untuk memulai ucapan dan perbuatan baik, bukankah begitu bung? Sama-sama, begitu juga doaku untukmu, bung. Semoga senantiasa dalam perlindungan dan berkah Gusti Pengeran.
Hehehe, itu sudah; tengkyu Bung Alf ππΌππΌππΌ
ππΌππΌππΌ
deskripsi tentang apa ini ya Pak? terasa rasa “jenuh” π
Maka jawabannya menjadi iya bila sampeyan interpretasikan begitu. π
wah, jadi puisi itu menurut intepretasi ya Pak π
Iya, sebaiknya begitu. Daripada saya capek-capek menjelaskan. Heuheuheu
Siap, saya berarti boleh intepretasi yang lain. Serasa puisi itu menjadi milik yang membaca njih. π
Silahkan asal jangan disalin ulang lalu dibikin jampi2 apalagi dibukukan atas nama pembaca lain. Heuheuheu
hehehehe.. jampi-jampi saya beda kok Pak, apalagi dibukukan, saya baru buat buku tentang bakteri, kalau puisi ndak begitu paham.