Awalnya, adalah sebuah pertemuan
Yang girang dicumbuinya sejengkal
Demi sejengkal tulang
Yang katamu telah dikekalkan
Di rusuk kirinya
Di dalam kamar
Yang lirih lebur menjadi debar
Tubuhmu meregang
Saat usai dirangkainya mantra
Demi cinta
Demi duka
Aku, berharap sekuntum bunga mekar darimu
Tapi kodratku tak panjang
Maut tak lagi sanggup bercanda
Sedang takdirmu teman perjalanan
Dari jendela, ia menunggu
“Tunggu,
aku sedang merapal luka!”
Serpong. Juni, 2019.