
“All the ways that led me home” Acrylic on notebook paper Alf Sukatmo. 2018
Hujan telah merampas kita
yang kudengar hanya gemuruh
mengetuk asbes di atas kita
cerita tentang banjir menjadi lamat-lamat kudengar
Samar, yang kulihat hanya gerak bibirmu
dan lembar-lembar surat terhampar
mesin waktu menyedotku entah ke mana
ke masa apa
Aku melepas kacamata
Sekaleng Heineken yang kupesan tak juga datang
Pramusaji menawarkan yang lain, tapi kau tahu bahwa aku setia pada jenis itu saja
Makin iri aku pada sepasang kakek yang berbagi sebotol bir
sambil bercerita tentang masa muda mereka
Pun iri pada seseorang yang menikmati sekaleng di belakangmu
Mungkin sepertiku, dia enggan berbagi kesunyian
Dua piring makanan yang kita pesan datang
Seorang pramusaji tiba-tiba saja ingin tahu apa yang kubaca
mendekat
dan pura-pura bertanya,
“Apakah ini pesanan anda?”
Sepasang payudaranya di depan wajahku
Namun tak cukup menyeretku kembali
Aku membaca lagi satu per satu
Huruf yang kau pintal menjadi kata
Terjahit menjadi kalimat
Bergulat dengan sepiring nasi jamur di hadapanku
Getirmu
Lalu begitu saja mulutku menghamburkan peluru
Mengutuki masa laluku sambil menembakimu
Ah, begitu jauh jalan untuk pulang
Lewat manapun itu
Rumahmu yang kutuju
Dan rasa sakit akan membuatku cepat sampai
Tiba-tiba segerombolan serigala betina masuk terburu-buru
Melolong dan bernyanyi
“Happy birthday to you! Happy birthday to you!”
Sepasang kekasih duduk lalu bertengkar
Pramusaji menunggu mereka dengan sabar
Si lelaki merebut sebuah handphone
Marah
Lalu berakhir ketika si perempuan merajuk
Murah
Makanan terpesan dan pramusaji pergi
Mudah
Di luar
Tukang parkir sembunyi seperti pemburu
Hujan berhenti
Kita pulang
November, 2018.