Fragmen XIX

“Aku mencintaimu, sekali seumur hidupku
               seperti saat fajar menunggu senja
               saat daun merindukan embun
               saat tanah rekah mendamba hujan”

Seorang laki-laki melolong
Di ujung gang
Menjelang petang

“Aku mencintainya, sekali seumur hidupku
               seperti saat pagi berkabut
               saat kusetubuhi dingin
               saat kucumbu beku”

Seorang laki-laki bernyanyi
Serenade parau
Di bawah bulan sabit

“Aku mencinta dan mencinta, sekali seumur hidupku
               seperti saat aku memohon esok
               saat esok menunggu nanti
               saat nanti menjadi kelak”

Seorang laki-laki bersenandung
Cinta setelapak tangan
Jatuh sebelum subuh


Desember 2016