Gaun Pengantin

Gaun putih terserak begitu saja di atas ranjang
Terburu-buru ia kulepas dari tubuhmu
         Istriku,
 
Kita adalah pecinta yang tak pernah mahir bercinta
Malam larut kucumbu gugup
Tubuh pualam merekah
Sejeli bintang kutatap
Ada oaseku di dalam matamu
Ada ruhku sembunyi di situ
Juga sedikit kemurnian yang kupunya
Bila memang masih, berarti hanya itu yang tersisa
Nanti biar kukerat dari hatiku yang berkarat

Selimut dan seprei yang kusut
Seperti kita yang bercinta terburu-buru
         Istriku,
 
Betapa kita mendengar tentang cinta tapi tak diajar mencinta
Hingga kita belajar pada dengus napas memburu
Terengah seolah kehabisan waktu
Dunia
Betapa ia tak pernah senyap menyapa kita
Aku ragu
Bila kelak ada jiwa-jiwa yang menyambung nyawa kita
Bisakah kita mengajarkan cinta
Yang tak pernah kita sadari keberadaannya

Jelita seputih pualam berambut sehitam malam
Selimut membungkus tubuhnya yang telanjang
         Istriku,
 
Saat matahari masuk dari celah kelambu
Sudikah kau berbaring sejenak?
Biar bisa kulihat lagi tilas perjalanan
Berapa ribu kecup bibirku di tubuhmu
Berapa ribu jejak airmata beradu dengan senyum bahagia
Dan terang bintang di bola matamu yang masih kusimpan selalu
Juga biar kuraba lagi jiwaku di rahimmu
Agar aku ingat ternyata waktu tak pernah memburu
Bahwa mencinta itu terajar sewajar embun yang datang dan pergi


25 September 2015