Di tubuhmu
Aku seperti melihat
Orang-orang mengusung keranda
Bukan jenazah
Bukan jasad
Kata mereka
Ratusan burung di dalamnya
Atau ribuan kunang-kunang
Bila tutupnya di buka
Terbanglah mereka semua
Ke langit menjadi bintang
Berpendar cahaya
Sewarna permata
Lalu
Sudahkah kuceritakan tentang wanginya?
Ia membuka mata
Berpindah ke atasku
Bertanya
Bukankah terlalu pagi untuk bercerita
Tidak ada pagi
Yang menjadi terlalu
Bahwa hari ini hanya seporsi kenikmatan
Belum tentu kita bisa menikmatinya
Lagi
Esok
Senyumnya terkembang
Ia berdiri
Membiarkan selimut jatuh
Cahaya lampu terpantul pada butir-butir keringat
Masih kulihat sepasang luka di punggungnya yang telanjang
Tempat dimana aku memotong sepasang sayapnya
Dulu
Saat matahari meninggi ia membuka pintu
Bergegas pulang
Selalu
Pinggiran Jakarta Selatan, 6 April 2015
‘Tak ada pagi yang menjadi terlalu’ :Dd
Hehehe 😀
Sepotong indah.
Thanks, Darren