Call On Me, Baby

Bias temaram cahaya lampu terpantul dari gelasnya.
Pelan, bibirnya mengikuti lirik lagu, sebelum mengangkat gelas, meneguk isinya, dan meninggalkan bekas gincu merah dari bibirnya.
Beberapa pengunjung melewatinya

Tak ada yang menyapanya
Mereka tak melihatnya

“Call on me, baby
If there’s something I can do for you..” *

Dia sering datang
Dua tahun, dia selalu datang.
Duduk, dan memesan minuman yang sama, pada jam yang sama, hari yang sama, lagu yang sama tepat jam sepuluh malam.
Dia akan memejamkan mata, menikmati lagu itu, mengerutkan dahinya seperti berusaha mengenyahkan suara di sampingnya.
Nanti saat lagu itu usai, dia akan bertepuk tangan lalu mengusap matanya, seolah ada airmata di situ.
Sumber airmata itu telah kering dua tahun lalu

Tak ada yang melayaninya
Mereka tak melihatnya

“Just call on me, baby
I am gonna help you to see it through…”

Tangannya bergetar gelisah.
Mengangkat gelas, menggoyangkan isinya sebelum mendekatkannya ke bibirnya.
Gincu itu tertinggal lagi di bibir gelas.
Tepat jam duabelas malam
Angin dingin berhembus
Dia pulang

Tak ada yang menyapanya
Tak ada yang melihatnya

“Cause i know
I am still in love with you…”

Saat lagu itu selesai
Aku melihatnya
Seorang perempuan yang cantik
Yang mati dua tahun lalu
 


(*): From Thin Lizzy, “Still in Love With You”